Rayon 6 Cinta Manis, Dalam Kenangan

9 Des 2009

0 komentar


KOMPAS.com - Jumlah korban luka akibat penembakan menyusul konflik sengketa lahan antara Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) VII Unit Cinta Manis dan warga Desa Rengas I dan II, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatra Selatan (Sumsel), mencapai 19 orang.

Berdasarkan informasi dihimpun di lapangan, Minggu (6/12), ada delapan warga lainnya yang juga menjadi korban penembakan terjadi di lokasi perkebunan tebu milik PTPN VII pada Jumat, namun tidak dibawa ke Puskesmas, karena luka dialami tidak separah 11 rekan-rekannya.

Setelah peristiwa berdarah itu, warga menemukan lebih dari 70 buah selongsong peluru milik aparat di lokasi kejadian, bahkan ada dua peluru tajam yang masih aktif dan hingga saat ini suasana di pedesaan dan di PTPN VII Unit Cinta Manis Rayon 6 masih mencekam.

Pantauan di Desa Rengas I dan II, warga masih bersiaga untuk mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan dan informasi yang diterima warga, ratusan Satgas PTPN akan mendatangi pedesaan itu, namun hingga Minggu sore Satgas PTPN tidak muncul.

Sedangkan situasi di Rayon 6 PTPN VII Unit Cinta Manis yang berada di perkebunan masih dijaga ketat ratusan Brimob dan aktivitas di BUMN itu lumpuh total setelah aset perusahaan dibakar massa.

Aset yang dibakar itu meliputi belasan unit alat berat, perumahan karyawan, tengki minyak, kantor administrasi, dan pos pengamanan.

Belasan aparat Brimob ditemui di Rayon 6 yang tidak bersedia namanya dipublikasikan mengatakan, jumlah aparat melakukan penjagaan di sana mencapai 130 personel.

"Awalnya sejak satu bulan lalu hanya 30 personel, namun setelah tragedi jumlahnya ditambah 100 personel," kata salah satu aparat Brimob Polda Sumsel yang minta namanya tidak disebutkan.

Sedangkan warga yang menjadi korban penembakan tersebut adalah M Gunadi (30), Ahmad (25), Muhlis (23), Masani (42), Wawan Gunadi (25), Al Husairin (35), Wani (46), Bustoni (39), Wawan (30), Suhandi (35), Asep (20), Fauzi (25), Firwanto (35), Rela (42), Ahmad (30), Miswaman (35), Yanto (25), Faidil (45) dan Ibadilah (30).

Sebelumnya diberitakan, 11 warga Desa Rengas I dan II tertembak aparat keamanan, lalu sebagai bentuk balasan ribuan warga melakukan pembakaran sejumlah aset perusahaan.

Tragedi itu sendiri dipicu pembongkaran pondok warga di bekas perkebunan tebu desa setempat yang dilakukan Satuan Petugas (Satgas) PTPN dikawal puluhan personel Brimob, Jumat. Diduga kesal pondoknya dibongkar, ratusan warga mendatangi perkebunan BUMN itu.

Setiba di perkebunan, warga yang mayoritas membawa senjata tajam dihadang personel Brimob, karena situasi tidak terkendali, aparat membela diri menembakkan peluru karet, sehingga 19 penduduk Desa Rengas mengalami luka-luka.

Secara terpisah Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Abdul Gofur ketika dihubungi di Palembang, Minggu mengatakan, keamanan di lokasi PTPN VII itu normal dan aktivitas sudah berjalan seperti biasa.

"Situasi di perusahaan tersebut sudah kondusif dan berjalan seperti biasa, namun aparat keamanan tetap melaksanakan penjagaan di lokasi perusahaan milik negara itu supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," katanya.

Beberapa hari yang lalu, saya dapat kabar kalau Rayon 6, tempat di mana saya menghabiskan sebagian masa kecil, sudah diluluhlantakkan oleh orang-orang desa Rengas. Awalnya saya gak percaya. Saya memang dengar berita-berita tentang sengketa tanah, dan itu juga dulu pernah terjadi waktu ayah saya masih jadi kepala rayon di sana dan kami sekeluarga masih tinggal di sana. Pematokan lahan kebun tebu, perumahan, dll. Sama sekali gak nyangka kalau kali ini akan separah ini. Sampe bakar-bakar rumah dan kantor segala.

Sumpah, saya gak nyangka banget, dan tentunya sedih lah membayangkan tempat yang bagi saya, adik-adik saya dan teman-teman kecil saya penuh dengan kenangan manis sudah hancur. Nta, salah satu teman saya bilang rumahnya habis dibakar, tapi alhamdulillah, Bapak sama Ibu (orang tua Nta. Saya akrab sama mereka sampai manggil seperti ortu sendiri ^^) gak apa-apa dan sudah mengungsi bersama tetangga yang lain.

Kemarin-kemarin juga, sempat ngobrol-ngobrol sama sobatku yang sekarang kuliah di Fak. Hukum Unsri. Kami mengenang saat-saat indah waktu kecil dulu; waktu kita sering ngaji bareng di rumah kosong di sebelah rumah, masuk ke gorong-gorong, nyolong tebu sama temen-temen (wkwkwk.. XD), main ke sawah/sungai, sepedahan sampe magrib, nonton anak-anak cowok main bola, main kasti, main cangkak tiga, manjat-manjat pohon (segala pohon dipanjat, mulai dari pohon jambu yang gede sampe pohon singkong -sangking kurusnya dulu, tu pohon singkong gak bengkok XD-), rujakan, nonton vcd bareng di rumah, berangkat sekolah bareng naik bis sambil nyanyi lagu malaysia, main rumah-rumahan, sampe ketemu sama my first crush XD. Rasanya gak percaya kalo tempat di mana semua itu pernah terjadi udah gak bisa dikenalin.

Dan ngeri juga ngebayangin seandainya ayah saya masih jadi kepala rayon di sana. Denger-denger kepala rayon yang sekarang sempat diculik segala sama penduduk.

Yah, saya dan teman-teman cuma bisa berdoa, semoga semua masalah itu cepat selesai dengan damai. Gak usah pakai aksi anarkis lagi seperti kemarin-kemarin supaya gak perlu jatuh korban.

Viva la Rayon 6 tercinta!! 

Iputz back!!

8 Des 2009

0 komentar
*Lirik-lirik postingan awal*

O.o

Wow! Ternyata sudah satu tahun lebih blog ini terbengkalai. Hoho... Dasar orang males ya kaya gini nih. Blog sendiri dibiarkan kosong melompong terlupakan. Hiks...

Ya sutralah...

Setelah saya edit sana sini, akhirnya saya memutuskan untuk mengaktifkan kembali blog ini -Insya Allah- Isinya mungkin hanya catatan-catatan kecil saya yang kayanya gak akan terlalu penting. Tapi hanya sekedar pengisi waktu dan penghibur boleh dong, ya? Hahaha...

Untuk awal, saya ada satu quote cantik yang saya dapat dari salah satu buku yang pernah saya baca. Ini tentang cinta...

"Jangan katakan "aku cinta padamu" bila kamu tidak benar-benar peduli. Jangan bicarakan soal perasaan-perasaan bila tidak benar-benar ada. Jangan kau sentuh hidup seseorang bila kamu berniat mematahkan hati. Jangan menatap ke dalam mata jika yang kamu kerjakan cuma berbohong. Hal terkejam yang bisa dilakukan adalah membuat seseorang jatuh cinta, padahal kamu tidak berniat sama sekali untuk menerimanya saat ia terjatuh..."